Drifting merupakan
teknik menyetir di mana pengemudi berusaha membuat agar mobilnya berada dalam
posisi miring dan meluncur selama mungkin. Biasanya para drifter (pembalap
drifting) hanya menggunakan gigi dua dan rem tangan untuk
menunjukkan teknik tingkat tinggi ini, karena itulah sangat dibutuhkan keahlian
tertentu dan disiplin yang cukup tinggi untuk dapat menguasai teknik mengemudi
seperti ini. Saat ini Drifting sudah
menjadi olah raga profesional yang berjalan di bawah bendera D1 Grand Prix.
Jenis Mobil Untuk Drifting biasanya mobil-mobil yang diturunkan dalam ajang drifting adalah mobil-mobil yang berbobot ringan hingga sedang dengan tipe coupe atau sedan dan menggunakan penggerak roda belakang atau RWD (rear wheel drive) seperti Nissan Skyline, Nissan Sylvia, Toyota Mark II, Toyota Corolla DX, dan Toyota Levin/Sprinter Trueno (AE86). Pada mobil jenis ini tenaga untuk sliding selalu disalurkan oleh roda belakang, sedangkan roda depan dimanfaatkan untuk mengontrol mobil/drift.
Jenis Mobil Untuk Drifting biasanya mobil-mobil yang diturunkan dalam ajang drifting adalah mobil-mobil yang berbobot ringan hingga sedang dengan tipe coupe atau sedan dan menggunakan penggerak roda belakang atau RWD (rear wheel drive) seperti Nissan Skyline, Nissan Sylvia, Toyota Mark II, Toyota Corolla DX, dan Toyota Levin/Sprinter Trueno (AE86). Pada mobil jenis ini tenaga untuk sliding selalu disalurkan oleh roda belakang, sedangkan roda depan dimanfaatkan untuk mengontrol mobil/drift.
Tapi saat ini, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa mobil-mobil yang menggunakan
tipe penggerak FWD (front wheel drive) semacam Subaru
Impreza WRX STi dan Mitsubishi Lancer Evolution juga ikut turun dalam ajang drifting.
Kesulitan akan didapat apabila memakai mobil dengan penggerak roda depan, dimana tenaga dan kontrol ada di roda depan sehingga agak susah untuk menaklukkan
beberapa tikungan sekaligus.
Teknik drifting dilakukan dengan cara membiarkan ban belakang slip dengan alur
yang lebih besar daripada ban depan. Ini biasanya terjadi saat mobil dipacu
dengan kecepatan tinggi, kemudian arah dibelokan tanpa mengurangi kecepatan
mobil. Jika teknik drifting dilakukan dengan tidak tepat, bisa menyebabkan
mobil melintir dan kehilangan kendali. Karena itu, kecepatan dan sudut belokan
harus diambil secara akurat.
Ada dua teknik utama yang digunakan oleh drifter untuk menciptakan gerakan
drift yaitu Clutching (penggunaan kopling) dan braking (penggunaan rem). Dalam
teknik clutching, saat mobil pembalap mendekati tikungan, ia akan menekan
kopling dan pindah ke gigi 2. Lalu pembalap akan menekan gas sampai sekitar
4500 rpm. Saat kopling dilepas, akan ada putaran kuat pada ban karena saat itu
mesin sedang berputar cepat. Kekuatan besar mendadak ini membuat ban belakang
berputar sangat cepat sampai kehilangan traksi dan bagian belakang mobil akan
melintir. Sementara dalam teknik braking, pengemudi menarik rem tangan saat memasuki
tikungan sehingga menyebabkan ban belakang terkunci dan kehilangan traksi dan
menciptakan gerakan drift. Teknik ini adalah satu-satunya teknik yang bisa
digunakan untuk mobil-mobil front wheel drive (FWD). Sementara untuk mobil rear
wheel drive (RWD) memiliki setidaknya satu lusin teknik. Inilah sebabnya lebih
banyak pro drifter yang menggunakan mobil rear wheel drive (RWD) untuk dibesut.
Saat ini drift sudah tercipta dengan melakukan teknik yang benar, maka yang selanjutnya harus dilakukan adalah menjaga agar mobil tetap terkontrol. Untuk yang satu ini diperlukan keahlian dari si pengemudi dalam mengontrol kombinasi antara gas dan setir.
Saat ini drift sudah tercipta dengan melakukan teknik yang benar, maka yang selanjutnya harus dilakukan adalah menjaga agar mobil tetap terkontrol. Untuk yang satu ini diperlukan keahlian dari si pengemudi dalam mengontrol kombinasi antara gas dan setir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar