Minggu, 10 November 2013

Tausyiah Cinta (Tugas Resensi)

Judul Buku                   :   Tausyiah Cinta (No Khalwat Until Akad)
Penulis                         :   @tausyiahku
Penerbit                       :   Qultum Media
Tanggal Terbit              :   September 2013
Jumlah Halaman           :   168 Halaman
Kategori                       :   Motivasi
Teks                             :   Bahasa Indonesia
Harga                           :   Rp. 38.000,- (di Gramedia Margonda)


Mahabbah atau cinta adalah topic adalah topik pembicaraan menarikyang selalu hadir ditengah-tengah manusia. Tak pernah usah untuk dibahas, rak pernah berkahir hingga ujung zaman. Berbagai kalangan, baik tua maupun muda, pria maupun wanita, senang membicarakannya. Cinta dapat membawa seseorang kepada kebahagiaa yang hakiki. Tapi, kebanyakan manusia hanyut dalam arus cinta hingga mereka tenggelam dalam kesengsaraan dan penderitaan.

Cinta bukanlah kata yang murah untuk dituturkan, tapi merupakan anugerah Allah yang indah dan suci jika kita dapat melihat kesuciannya. Sejak zaman Rabi’ah Al-Adawiyah, salah satu sosok wanita yang terkenal karena cinta kepada Allah hingga sedemikian tulusnya  hal itu bisa dilihat dalam sebuah munajat yang ia panjatkan. Tidak banyak orang yang tertarik dengan pencarian kebahagiaan dan ebenaran hakiki, apalagi saat kondisi social begitu terpuruk terutama dinegara Barat. Kemajuan material yang pesat ternyata mengorbankan sisi-sisi spiritual manusia. Kemudahan dalam hidup yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi membuat banyak orang mengabaikan ruang rohani dalam dirinya.

Menunggu sering menjadi sesuatu yang membosankan, apalagi menunggu jodoh. Mungkin, hal ini sering kita dengar dari orang-orang yang sudah mulai jenuh dengan penantiannya. Jenuh dalam penantian panjang yang tidak tahu sampai kapan mereka perjuangkan. Pada sebuah titik mereka pasrah dan berkata “Kalau memang jodoh, nanti juga datang sendiri.”
Saat jatuh cinta, emosi yang masih labil hanya akan membuat kita lebih banyak melamun karenanya. Jika kita sudah sampai pada waktunya, kita akan memiliki ketertarikan terhadap seseorang. Seseorang yang mampu melemahkan setiap sisi terkuat dalam diri kita.

Kebahagiaan hakiki hanyalah dari-Nya, Sang Penggenggam Hati. Bukan tergantung pada lawan jenis yang belum halal. Sekarang adalah saatnya paling tepat bagi kita untuk melepaskan dia yang belum halal, karena yang istimewa menurut kita belum tentu halal untuk diganti yang lebih baik lagi. Segala sesuatu ada saatnya; ada saatnya mempertahankan, ada juga saatnya melepaskan. Jika sang Mahacinta tak dapat mengembalikanmu kepadaku dalam kehidupan ini, pasti Dia akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang.

Jadi intinya, ketika melepaskan seseorang secara perlahan kita akan merasakan arti cinta yang sebenarnya.
“Cinta tidaklah mengharapkan imbalan dan upah dari pasangannya. Sejatinya, cinta adalah dia yang mau berkorban untukku, dan aku yang tanpa sadar rela berkorban untuknya, bukan yang menuntut sebuah pengorbanan.”
Jodoh, rezeki, dan kematian telah ditentukan oleh Allah, bahkan sebelum kita lahir ke dunia. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan Allah dan jangan terlalu sibuk mencari jodoh. Lebih baik kita memantaskan dirim perbaiki keburukan kitan, tutupi kekurangan kita dengan kebaikan. Dijalan dakwah, kita berharap menemukan cinta yang mampu membawa kita sampai ke surga-Nya. Mencari pasangan hidup tidak selamanya sulit, salah satu cara adalah dengan menyibukan diri bersilaturahmi dan tidak perlu lagi banyak merangkai kata, menjalin cinta dengan banyak dusta. Semua itu hanya menyebabkan kita galau pada akhirnya.